Rabu, 08 Januari 2014

Biarkan Anak Memilih

Anak harus patuh dan mengikuti apa yang orangtua katakan, menuruti kemauan orangtua, begitu kentalnya paradigma dulu yang harus ditaati oleh anak. Tidak sedikit juga paradigma tersebut masih ditemukan di lingkungan sekitar kita.

Orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya tapi terkadang caranya kurang tepat, misalkan menyuruh anak untuk masuk kuliah ke Fakultas Ekonomi padahal dia ingin di Fakultas Hukum, memasukkan anak ke bimbingan belajar setelah pulang sekolah padahal intensitas anak untuk bersosialisai dengan teman dan keluarga terbatas dll. Yang dibutuhkan anak sebenarnya bukan hanya itu, melainkan perhatian orangtua dan menyalurkan apa yang mereka suka ke wadah yang tepat. Anak suka musik, biarkan dia memilih kursus musik atau sekolah musik. Anak suka berorganisasi biarkan mereka berinteraksi dengan teman sebaya dan orang-orang diluar. Open you're eyes... semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi bukan berarti kemauan orangtua juga kemauan anak kan ?


Orangtua saya, ibu dan ayah selalu membebaskan anak-anaknya menentukan jalan hidup, mau menjadi apa nanti, sekolah dimana, kerja dimana, ingin berkegiatan apa dsb, mereka sangat demokrastis. Beliau membebaskan bukan berarti tanpa arahan, ayah dan ibu selalu bilang "Lakukan dan jalani apa yang membuatmu nyaman, kamu senangi tapi tetap bertanggung jawab", modal itu yang selalu saya pegang".


Dua tahun yang lalu adik laki-laki saya yang kedua baru memasuki bangku SMK jurusan Multimedia. Awalnya ibu sudah menanyakan berkali-kali "apakah yakin ingin melanjutkan ke SMK bukan SMA, ini pilihanmu sendiri bukan ikut-kitan teman kan ?, dengan lantang adik saya menjawab "iya", "oke, harus konsekuen apa yang kamu pilih" kata ibu. Tetapi belum juga selesai 1 semester, tiba-tiba adik saya meminta untuk dipindahkan sekolah ke SMA dengan alasan, karena ada salah satu guru mereka yang killer, pelit nilai, mengajar tidak asik, teman-temannya tidak care dll. Dan ibu membalikkan pernyataan yang dulu pernah diucapkan, "konsekuan apa yang kamu pilih, tanggung jawab", karena ingat dengan janjinya dulu adik saya urung untuk pindah sekolah dan tetap melanjutkan sekolah di SMK tersebut dan sekarang sudah kelas 3, nilai-nilai yang dia peroleh juga diatas rata-rata selalu masuk 10 besar. Pelajaran berharga kala itu "Pilihanmu adalah tanggung jawabmu".


Anak juga layaknya orangtua ingin dibebaskan memilih apa yang mereka mau dan sukai. Ingat passion setiap anak berbeda, biarkan mereka memilih.....



Selamat Pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar