Sabtu, 11 Januari 2014

Anak tetaplah anak-anak

Rabu dan Sabtu sore adalah hari rutinitas saya sebagai pengajar di SPA Segoro. Mengajari anak-anak usia dini dan sekolah dasar mengaji, pengetahuan agama dll. Kenyamanan tersendiri setiap melihat pola tingkah dan celotehan anak-anak didik saya tersebut. Dari mulai pertanyaan-pertanyaan yang membuat geli, tingkah mereka yang membuat saya tertawa lepas dan banyak lainnya.


Cerita sabtu sore ini juga tidak kalah membuat saya tersenyum. Helmi anak berusia 6 tahun dan Dino anak berusia 4 tahun, mereka bermain dengan mengimajinasikan salah satu tokoh super hero dunia yaitu Superman dan Batman. Mereka membuat jubah dari kertas coklat yang biasa digunakan sebagai sampul buku tulis atau sampul kado dan mengikatnya melingkar ke leher mereka, kemudian berlari-lari kecil layaknya super hero yang sedang terbang. Saya dan salah satu pengajar yang melihat tingkah mereka tertawa geli, dalam hati saya 'begitu naturalnya imajinasi mereka", apa yang mereka lihat itulah yang mereka tiru.


Ada cerita lain juga mengenai anak, tetapi bukan mengenai anak-anak didik saya.
Suatu siang seorang ibu sedang membersihkan kamar anak laki-lakinya, saat sedang berbenah sang ibu mendapati baju kotor yang jumlahnya super banyak (satu orang harusnya cukup dengan 3 helai baju 1 hari tapi ini tidak). ketika si anak baru pulang, sang ibu langsung mengomeli anaknya dan bilang "kok banyak sekali sih baju kotornya, 1 hari 15 helai baju kotor, kalau masih begitu juga kamu cuci baju sendiri ya". Dan si anak menjawab "Iya, lah gimana, kan keringetan". Padahal sebelumnya si ibu pernah bilang, kalau si anak dari kecil sudah dibiasakan untuk berganti pakaian jika sudah keringatan karena kalau tidak diganti takut masuk angin". Nah apa yang di ambil pelajaran dari cerita tersebut ?


Anak tetaplah anak-anak, mereka meniru dari apa yang dilihat, didengar dan dibiasakan. Orangtua terkadang selalu menyalahkan anak, kok sudah besar kamu masih begini sih, tidak berubah, kata "masih" loh. Tapi terkadang orangtua tidak menyadari anak-anak menjadi begitu karena buah dari apa yang sudah ditirukan dan dibiasakan oleh anak semasa kecil.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar