Sabtu, 16 Maret 2013

Perempuan Tiang Negara

Perempuan Tiang Negara suatu ungkapan besar untuk menjadi dasar pegangan bagi kaum perempuan. Perempuan adalah tiang negara, yang diartikan sebagai peran perempuan di dalam rumah tangga, baik sebagai istri maupun ibu. Mengapa istri atau ibu dikatakan sebagai tiang suatu negara dan mengapa pula harus menjadi tiang yang kokoh ??? Mari Renungi....

Sebuah negara merupakan kumpulan dari keluarga-keluarga tertentu yang satu sama lain terikat dalam aturan suatu wilayah. Begitu pula, sebuah keluarga dimana rumah tangga atau keluarga adalah ikatan sosial kecil yang didalamnya ada adat, budaya, aturan yang mengikat anggota-anggota keluarganya, dan juga memiliki kewajiban dan hak yang sama antar keluarga (suami dengan istri, ayah dengan anak, ibu dengan anak, anak dengan anak).


Sebuah rumah tangga atau keluarga akan terlihat baik dan indah apabila disertai dengan peran ibu sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Peran kebaikan ibu bagi keluarga dan istri bagi suami dilihat saat istri melayani suami, mengurus rumah, memperhatikan tumbuh kembang anak, urusan sekolah (pendidikan), mengajarkan hak dan kewajiban anak dsb. Semua itu di dukung dari semua anggota keluarga. Karena ayah sebagai pemimpin utama, ibu sebagai wakil pemimpin dan pendamping ayah, serta anak-anak adalah buah hati sebagai orang-orang yang dipimpin dengan baik dan benar oleh ayah-ibunya, sehingga dengan kerja sama yang baik maka terbangunlah sinergi yang seirama antar anggota keluarga.


"Perempuan (istri) itu adalah tiang negara, apabila baik tiang itu maka kokohlah negara dan apabila rapuh tiang itu, maka rapuh pulalah negara" 


Jadi, perempuan atau istri atau ibu diwajibkan kokoh (kuat, tegar)  untuk menjadi pasak (tiang) bagi keluarga, yang akhirnya membawa kebaikkan pula bagi tetangga, lingkungan sekitar, masyarakat dan negara dalam artian luas.


Ingat, buah tidak jatuh dari pohonnya...
Anak yang dididik dari keluarga yang baik, ketika di luar dia juga akan baik.



Semoga bermanfaat !!!



  

Jumat, 15 Maret 2013

Puisi

Ku dengar setiap tutur nasihat
Diucapkan begitu tulus, mengena di jiwa

Ku jadikan bekal
Penuhi batin yang gundah
Resapi penuh arti

Rindukan lagi setiap yang terucap
Membuat angan jauh pergi
Ingatkan kembali setiap yang indah
Membuat khayal semakin dekat


Kembalilah.....
Bawa serta inspirasimu
Menguatkan ku kini
Mengubah ku nanti
Menjadikan yang kau impi....


Puisi ini di tulis 2 tahun yang lalu untuk ayah.  Penyemangat untuk menjadi yang terbaik bagi orangtua dan adik-adik..
 
Sebagai penguat selain ibu ku...

Jumat, 08 Maret 2013

Wanita Profit

Suasana pagi hari saat sarapan, seorang ibu membuka obrolan tentang pernikahan kepada anak laki-lakinya.

Ibu    : Ayo dong kapan mau nikah, udah cukup matang dengan umurmu 30 tahun sekarang, pilih wanita mana yang kamu suka, mami nikahin.

Anak   : Ntar aja deh Mi, aku belum punya kerjaan tetap, pendapatanku juga kecil, jadi ntar aja lah nikmati dulu. Kalau nikah sekarang mau kasih makan apa anak,istriku nanti..

Ibu      : Ya sudah, kalau kamu belum siap, tapi kalau bisa cari wanita yang Profit dong, biar bisa mensupport kamu disaat down.

Anak   : Lah, Kenapa begitu Mi ???

Ibu      : Iya dong, mami tahu kamu seperti apa, jadi carilah calon istri yang Profit bagi kamu. Kayak Mami sama Daddy, Mami yang profit bagi Daddy.. Mami yang punya potensi untuk sama-sama maju bersama Daddy. Karena pasangan itu harus bisa saling mensupport, kalau kamu cari calon istri yang sama seperti kamu, sama saja bohong. Karena laki-laki ada masanya mereka akan down, royal. Jadi peran wanita disini penting bagi laki-laki.

Anak  : Iyaa, ntar sambil jalan juga ada kok Mi. Yang penting wanita itu bisa nerima aku apa adanya, tidak banyak menuntut dll.

Ibu    : Tidak bisa begitu dong, kalau kamu hanya menunggu mendapatkan wanita yang bisa nerima kamu apa adanya, dia cuma akan menerima kamu diawal-awal saja, kalau sikap dan caramu masih seperti ini, suatu saat istrimu yang akan semena-mena sama kamu. Saat sakit kamu ditelantarin, dikasih makan yang gak karuan, tidak dihormati sebagai suami dsb. #Tetap beragumen panjang lebar (bla...bla...bla), tetapi dengan inti pembicaraan yang sama.

Anak   : Cuma mendengarkan dan menanggapi seperlunya saja.


Dialog percakapan diatas realita yang saya temui loh !!!, heeemm... anda sering mendengar atau membaca statement tentang “Dibalik laki-laki yang hebat pasti ada wanita yang hebat pula”. Menurut anda, apakah statement itu benar ??? jawabannya biar anda sendiri yang memahami. He he he

Kata Profit diatas dianalogikan menguntungkan, “menguntungkan” disini saya pahami sebagai cara dalam menyeimbangkan diri antar pasangan. Saling pengertian, berbagi, saling menghormati, punya visi dalam menjalani hubungan yang baik dan terpenting saling mensupport. Pasangan itu bukan hanya berjalan beriringan, tetapi berjalan berdampingan dan saling mengarahkan jalan di depannya.


Firman Allah dalam QS.An-Nur:26 juga menjelaskan bahwa :

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rejeki yang mulia (syurga)”.


Jadi, pasangan (jodoh) memang Tuhan yang menentukan, tetapi apa salahnya jika kita mencari yang terbaik dari yang baik sebagai pendamping hidup. Pemaknaan firman diatas mengajarkan untuk kita laki-laki/perempuan dalam memantaskan diri dan perbaiki kualitas diri untuk bisa dapat yang terbaik dan menjadi yang terbaik. Karena memang Laki-laki yang Baik akan mendapatkan Perempuan yang Baik (pula). Dan Janji Tuhan itu pasti.....


Semoga kita termasuk makhlukNya yang selalu dikasihi oleh Tuhan dan diberkahi sesuatu yang baik dan indah... Selalu berdoa untuk yang terbaik (rezeki, jodoh, karier dan pendidikan). Amiinn...



Kamis, 07 Maret 2013

Bukan lagi AKU tetapi KITA



Ucapan diatas sering sekali saya dengar dari seseorang dan juga bacaan di sebuah artikel, “Bukan lagi AKU tetapi KITA”... simple yah, tetapi bagi mereka yang sedang tidak galau dan kalut hatinya saja yang dapat memaknai kalimat ini dengan benar. 
He he he he...


Kemarin sore saya mengobrol dengan seseorang, mengobrol masa depan, planning masing-masing dan pengalaman. Di sela obrolan kita membicarakan tentang anak dan pendidikan.  Realita anak sekarang dituntut untuk pintar dalam akademik, padahal pendidikan tidak hanya dinilai dari kognitif saja, tetapi afektif dan psikomotoriknya juga. Nah, krisis moral yang amburadul sekarang... menurunkan nilai afektif dan psikomotorik anak. Para orangtua menuntut anak-anak untuk mengikuti kursus ini, bimbel itu, kegiatan ini,itu. Mereka di didik untuk persaingan akademik, tetapi kemana pendidikan moral yang harusnya diajarkan dan didapatkan anak dari orang tua (keluarga) tetapi faktanya diluar mereka hanya diajarkan untuk bersaing kognitif.
Di akhir obrolan teman saya bilang “Besok anak KITA, akan saya didik untuk bisa mandiri, bertanggung jawab, tidak hanya pintar dalam akademik tetapi bagaimana pendidikan moral yang baik : sopan santun, dsb”.. Dan dia berbicara KITA... Sepucuk surat yang pernah dia beri di hari ultah saya bertuliskan juga “Jadi yang terbaik, terbaik untuk semua, Jadi dewasa yang tidak lagi berfikir tentang “Aku” sudah berfikir tentang “Kita”,“Mereka”,”Bangsa” dan “Negara.” Dan dia berbicara "KITA"... he he he...



Di bidang ilmu saya Biologi dalam konteks Ekosistem mengajarkan juga untuk memaknai “Kita” bukan lagi “Aku”, ekosistem pada rantai makanan, mendeskripsikan bahwa “Aku” bukanlah apa-apa disaat kita memiliki siklus hidup yang berbaur dengan makhluk hidup yang lain yaitu “Kita”. Jadi, jangan sombong dengan kata “Bajuku, jika tanpa adanya benang yang diperoleh dari serat tumbuhan yang dijahit menjadi sepotong baju, jangan berkata “Nasiku, jika tanpa adanya tanaman padi mana mungkin kita makan nasi”. Jangan bangga dengan sebutan “Rumahku, mobilku, tanpa kita menghargai peran mereka yang lain.


Konteks tulisan saya hari ini bukan berbicara bagaimana “Aku” yang hanya mementingkan individual,personality untuk bisa terlihat Wah didepan banyak orang tapi hanya dilihat dari cover saja, namun bagaimana “KITA” belajar memahami dan memaknai penjabaran dari Aku untuk Kita dalam ekspresi dan pemahaman kompleks...




Let’s learn to all... Greeting warm



Selasa, 05 Maret 2013

3 Penyemangat

Cerita pagi ini..., “dddrrrtt... Handphone saya berbunyi, satu message masuk.. Sms dari seorang sahabat, dengan bahasa sms yang memelas dia bercerita dan bertanya “Bagaimana sih menyemangati orang yang lagi down ???, saya capek...

Hhmm.. Klasik memang yaa, karena semangat dan motivasi memang di butuhkan untuk mereka yang tidak punya semangat. Begitu pula saya atau anda, teman-teman sekalian.. perasaan Down, putus asa, tidak bersemangat selalu ada disaat-saat yang tidak diinginkan, dan lebih tidak enaknya lagi ketika disaat itu kita dituntut untuk menyelesaikan target sehingga sosok penyemangat sangat dibutuhkan. Siapa sih penyemangat kita ??? 

1.      Semangat dari diri sendiri
Untuk mereka yang tidak punya motivasi dalam melakukan sesuatu, misalkan belajar, bekerja, kuliah, atau melakukan segala sesuatu yang bermanfaat. Sesungguhnya penyemangat yang paling utama adalah diri sendiri, orang sekeliling hanya sebagai perantara dan pensupport anda untuk maju. Tetapi diri sendirilah yang menentukan langkah anda selanjutnya.

2.      Semangat dari Orang terdekat
Orang terdekat seperti halnya tadi saya sebutkan mereka sebagai perantara dan pensupport anda, orang terdekat bisa dari orangtua, pacar, sahabat dan kerabat. Jika anda memutuskan sesuatu, mereka akan selalu bilang “Apapun yang menurutmu baik, pasti akan saya/kami dukung, saya/kami selalu mengharapkan yang terbaik” Bukan begitu... !!!

3.      Semangat Pendukung
Pendukung disini saya artikan pada lingkungan sekitar baik keluarga maupun sosial. Karena dimana lingkungan kita tinggal dan bergaul mempengaruhi sesorang. Apabila mereka bergaul di lingkungan yang baik dan dengan orang-orang yang punya semangat tinggi, pasti akan terpengaruh. Begitu pula sebaliknya...

Namun, “Lingkungan memang bisa mempengaruhi Anda, tetapi yang lebih menentukan adalah sikap Anda sendiri”.


Jadi miliki lah semangat yang baik, semangat yang tinggi, semangat yang indah agar kita menjadi pribadi PENYEMANGAT yang MULIA untuk diri sendiri, orang terdekat dan lingkungan.
  



SEMANGAT yaa...