Jumat, 13 Maret 2015

Mental Box

Banyak orang yang menganggap ia stagnan dalam sesuatu, beranggapan jika itu adalah "final" dalam hidupnya, tanpa mencoba mengubah melainkan menganggap jika itu adalah "takdir".

Apakah yang dimaksud ?

Jika seseorang menyakini sesuatu, misalnya tentang sesuatu yang sebenarnya bisa dipelajari : "Saya dari dulu benci pelajaran Matematika, saya tidak bisa berbahasa Inggris, saya tidak bisa naik sepeda, saya bukan orang yang pintar memasak dsb", bukannya mencoba dan belajar tapi membatasi diri bahwa "saya tidak bisa". Padahal, penolakan dari kata "TIDAK BISA" adalah mindset negatif yang dipelihara oleh seseorang sehingga ia membuat sugesti sendiri bahwa saya memang tidak bisa, tidak bisa ditawar lagi dan ini adalah harga mati.
Hal diatas adalah problema sepele yang tertanam subur di mindset kebanyakan orang. Iya, bukan ?
Begitu pula dalam hidup. Banyak orang yang menyakini sesuatu yang sudah jelas itu adalah hal yang sia-sia. Sehingga tidak jarang mereka terbelenggu dengan hal yang stagnan dan lama-kelamaan hilang percaya diri "lost self confidence". Percaya diri yang menurun dapat menimbulkan ketakutan, takut salah, takut tidak bisa, takut tidak disenangi orang, takut dimarahi, bahkan mungkin beranggapan takut tidak menikah,hehe.. Dan ini adalah mental box. Mental adalah sesuatu yang abstrak yang berhubungan dengan aktifitas batin , dan cara berfikir serta berperasaan. Jadi, mental box cenderung bagaimana persepsi seseorang serta penanganan seseorang dalam menyikapi masalahnya.


Bagaimana cara mengatasi ?

Pertama, ubah mindset perlahan. Dan setiap ada masalah yakini "Jika saya BISA".
Kedua, lakukan apa yang ingin dilakukan, mulailah dari hal terkecil.
Ketiga, jadikan perubahan itu menjadi kebiasaan.
Keempat, setelah terbiasa maka akan benar-benar BISA.

Mari sama-sama belajar, penulis pun mengharapkan diri lebih baik agar tidak memelihara mental box, dan menjadikan diri memiliki mental berani dan mencoba belajar. 


Selamat Pagi..