Jumat, 28 Februari 2014

Perempuan Aman, Laki-laki Praktis

Perempuan berpikir "aman", berpikir hari ini dan menyiapkan masa depan sedangkan laki-laki berpikir "praktis" memikirkan hari ini (sekarang).. kenapa saya bilang begitu ? Contoh...

Disaat laki-laki mempunyai uang maka akan digunakan seabisnya, menyenangkan diri dan ketika sudah habis akan bilang "klo sudah abis yaa sudah, uang bisa dicari, besok ada lagi, Yakin !!!" atau ada juga yang bilang "uang sendiri ya untuk menyenangkan diri sendiri, klo abis ya sudah memang waktunya abis".

Mereka memang menikmati kehidupan sekarang bukan masa lalu bukan masa depan, tapi hari ini. Laki-laki sangat praktis...

Berbeda dengan perempuan yang berpikir hari ini dan masa depan. Apakah besok punya persediaan makanan, disaat sakit adakah uang simpanan untuk berobat dan sebagainya. Perempuan berpikir aman...

Menyadari bahwa laki-laki tidak terlalu mempersulit tentang "uang" yang diperolehnya hari ini, dengan prinsip dan argument seperti itu para perempuanlah yang akan sering protes. Dan perempuan akan mengatakan "tidak bisa memanage lah, tidak memikirkan masa depan lah, kapan berubahnya". Dan pria tidak mau kalah akan membalas omongan dari si perempuan "trus kan gunanya para perempuan untuk memanage keuangan laki-lakinya", hehee ??? gumam..


Lalu....

Kamis, 27 Februari 2014

Ibuku wanita Karir

Tadi sore saya membaca artikel Pak Jamil Azzaini tentang "Ibuku Sibuk", kisah yang mendeskripsikan Ibu seorang wanita karir yang berdampak kepada keluarga.

Terbesit saya teringat dengan ibu, yang mana beliau juga seorang wanita karir, beliau adalah seorang guru SD di daerah asal saya dan sekarang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah. Ibu saya juga sibuk, pulang kerumah baru jam 2 siang dan terkadang hingga sore hari. Waktu luang hanya malam hari dan hari libur saja. Karena lelahnya pulang kerja masak dirumah saja jarang, orang rumah sering makan masakan diluar, hingga rumahpun jadi tidak terurus.

Ketika saya berada dirumah (liburan), biasanya pagi-pagi ibu memberikan uang untuk kepasar dan membesaskan saya untuk memasak menu makanan apa hari ini (karena memang ibu saya bukan tipikal wanita pemasak dan tidak suka kerja di dapur), lalu setelah ibu dan ayah pulang kerja makan siang sudah tersaji dan beliau tinggal makan, begitu pula adik-adik saya, sementara urusan rumah seperti bersih-bersih dan lain sebagainya sudah saya kerjakan semenjak pagi. Hal ini berlangsung 2 minggu atau 1 bulan masa saya liburan pulang kerumah, hehehe


Setelah membaca artikel Pak Jamil Azzaini tersebut, saya menyadari bahwa ibu saya memang wanita yang sibuk, lebih-lebih setelah menjadi Kepala Sekolah jika beliau telfon selalu cerita ini,itu tentang pekerjaan beliau. Hingga saya berfikir "apakah akan begitu ya seorang "Wanita Karir" hingga melalaikan tugas rumah dan kewajiban ???"


Walau begitu saya dan adik-adik masih bisa dikatakan beruntung, walaupun ibu wanita karir tapi tidak kurang kasih sayang dan perhatian, walaupun sebenarnya lebih banyak kami dapatkan dari ayah. Selalu tetap bersyukur karena beliau (ayah-ibu) berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya, bagaimana cara dan prosesnya tergantung dari bagaimana mereka mencurahkan itu. 


Orangtua selalu ingin memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya, namun mereka menyangka kebahagiaan itu hanya dari materi, padahal dibalik itu materi bukan hanya sumber kebahagiaan. Pendampingan, kasih sayang dan perhatian orangtua lah yang sebenarnya anak lebih butuhkan. Berkarir boleh, asal tidak melalaikan kewajiban kita yang sebenarnya.
Pembelajaran masa depan...


Selamat Malam...

Rabu, 26 Februari 2014

Rasakan Hadirnya

Ketika kita mencintai seseorang hal terbaik yang bisa kita berikan adalah kehadiran.
Kehadiran yang utuh...
Kehadiran yang mana tubuh, pikiran dan jiwa menyatu.

Hanya itu,


Ketika kita bersamanya secara fisik tetapi pikiran dan jiwa tidak.
Gelisah dengan pekerjaan, menyesali apa yang sudah terjadi, sibuk dengan aktivitas. 
Terlena memikirkan masa lalu dan masa depan bukan sekarang.
Bukan sekarang, ada dia di hadapanmu, di dekatmu.


Peluklah dia dengan kesadaran penuh...
Nikmati aroma tubuh dan hangat dekapan.
Kemudian rasakan hadirnya...
Karena hal terbaik bagi orang yang dicintai adalah kehadiran yang utuh.



Selamat Pagi...

Selasa, 25 Februari 2014

Masalah tanpa Solusi

Sebuah acara LK (L*wak Kl*b) di televisi swasta yang tayang di malam hari dalam kalimat pembuka acara sering diucapkan " mengatasi masalah tanpa solusi".

Yaa masalah tanpa solusi, ibarat sesuatu yang membuang energi dan waktu ketika kita sudah melampiaskan semuanya (unek-unek,perasaan,emosi) serta sudah berusaha semaksimalnya tetapi tidak ada jalan keluar atau penyelesaian dalam sebuah masalah tersebut.

Seyogyanya dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun kita pasti memiliki masalah baik itu masalah yang sepele, masalah rumit, masalah kecil ataupun masalah besar. Suatu hubungan baik itu hubungan keluarga, pertemanan, persahabatan, sosial bahkan pacaran pasti menemukan masalah juga, karena Guru saya dulu pernah bilang "Orang Hidup selalu ada masalah, tidak ada masalah yaa orang mati" hehehe


Menjalin suatu hubungan pun tak rentan dari sebuah masalah yang datang setiap waktu. Masalah datang bisa karena sengaja dicari atau memang kondisi dan keadaan yang melahirkan kesempatan datangnya masalah. Nah... itu tergantung pribadi apakah bijak dalam menyelesaikan masalah atau hanya mengatasi masalah tapi tanpa solusi.

Contoh masalah yang sering dihadapi adalah dalam hubungan pacaran, biasanya masalah hanya sekedar masalah tapi tidak ada solusi. Apa anda dan pasangan juga begitu ?, Yaa saya dan pasangan juga sering mengalami itu, bertengkar tapi tidak ada penyelesain akhir.



Masalah tanpa solusi dalam hubungan pacaran kita, banyak faktor seperti :

1. Kurang atau buruknya komunikasi antar pasangan, bisa jadi pengutaraan yang kurang pas dan akhirnya membuat pasangan salah paham, seperti halnya saya dan dia.
2. Tidak banyak waktu untuk bertemu dan membicarakan masalah, seperti halnya saya dan dia.
3. Ada waktu dan kesempatan untuk bertemu tetapi yang dibicarakan malah bukan masalah tetapi beralih ke topik yang lain, seperti halnya saya.
4. Penjelasan dan jawaban yang tidak puas dari pasangan, seperti halnya saya alami.
5. Butuh kenyamanan antar pasangan, seperti halnya saya dan dia butuhkan. 
6. Kurang pahamnya kita tentang "kita adalah apa yang dirasakan dan dipahami", seperti tulisan saya sebelumnya.


Masalah tanpa solusi diharapkan tidak terjadi terus menerus dalam hubungan, baik hubungan apapun itu... masalah silih berganti dan solusi pun harus kian bijak.


Senin, 24 Februari 2014

Kita adalah apa yang kita rasakan dan pahami

Kita adalah apa yang kita rasakan dan pahami. Jika kita marah, kita adalah kemarahan itu sendiri. Jika kita cinta maka kita adalah cinta.


Kita marah maka kita adalah kemarahan itu sendiri,
Kita marah karena pikiran kita sendiri,
Kita marah karena emosi kita sendiri. 

Amarah timbul ketika meluapkan pikiran-pikiran yang negatif, melampiaskan dengan emosi tanpa kompromi. Diam tanpa kata tetapi berbicara di dalam diri, memikirkan yang harusnya dapat di bicarakan, memendam yang harusnya mampu untuk di ekspresikan dan itulah kita kemarin dan hari lalu.


Kita cinta maka kita adalah cinta, cinta pada diri sendiri pasti berusaha memanjakan diri,
Jika kita cinta maka akan peduli, jika kita cinta maka akan mawas diri, 
Jika cinta maka akan menghargai, jika cinta maka akan perhatian, 
Jika cinta maka akan saling membutuhkan,
Jika cinta maka akan saling mencari,
Jika cinta maka akan menyemangati, jika cinta akan bilang mencintai.


Malam ini Ada cinta dibalik amarah, ada sayang dibalik keegoisan......