Kamis, 27 Februari 2014

Ibuku wanita Karir

Tadi sore saya membaca artikel Pak Jamil Azzaini tentang "Ibuku Sibuk", kisah yang mendeskripsikan Ibu seorang wanita karir yang berdampak kepada keluarga.

Terbesit saya teringat dengan ibu, yang mana beliau juga seorang wanita karir, beliau adalah seorang guru SD di daerah asal saya dan sekarang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah. Ibu saya juga sibuk, pulang kerumah baru jam 2 siang dan terkadang hingga sore hari. Waktu luang hanya malam hari dan hari libur saja. Karena lelahnya pulang kerja masak dirumah saja jarang, orang rumah sering makan masakan diluar, hingga rumahpun jadi tidak terurus.

Ketika saya berada dirumah (liburan), biasanya pagi-pagi ibu memberikan uang untuk kepasar dan membesaskan saya untuk memasak menu makanan apa hari ini (karena memang ibu saya bukan tipikal wanita pemasak dan tidak suka kerja di dapur), lalu setelah ibu dan ayah pulang kerja makan siang sudah tersaji dan beliau tinggal makan, begitu pula adik-adik saya, sementara urusan rumah seperti bersih-bersih dan lain sebagainya sudah saya kerjakan semenjak pagi. Hal ini berlangsung 2 minggu atau 1 bulan masa saya liburan pulang kerumah, hehehe


Setelah membaca artikel Pak Jamil Azzaini tersebut, saya menyadari bahwa ibu saya memang wanita yang sibuk, lebih-lebih setelah menjadi Kepala Sekolah jika beliau telfon selalu cerita ini,itu tentang pekerjaan beliau. Hingga saya berfikir "apakah akan begitu ya seorang "Wanita Karir" hingga melalaikan tugas rumah dan kewajiban ???"


Walau begitu saya dan adik-adik masih bisa dikatakan beruntung, walaupun ibu wanita karir tapi tidak kurang kasih sayang dan perhatian, walaupun sebenarnya lebih banyak kami dapatkan dari ayah. Selalu tetap bersyukur karena beliau (ayah-ibu) berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya, bagaimana cara dan prosesnya tergantung dari bagaimana mereka mencurahkan itu. 


Orangtua selalu ingin memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya, namun mereka menyangka kebahagiaan itu hanya dari materi, padahal dibalik itu materi bukan hanya sumber kebahagiaan. Pendampingan, kasih sayang dan perhatian orangtua lah yang sebenarnya anak lebih butuhkan. Berkarir boleh, asal tidak melalaikan kewajiban kita yang sebenarnya.
Pembelajaran masa depan...


Selamat Malam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar