Selasa, 12 November 2013

Wanita itu perlu pria yang....

Lama tidak menulis, saya fakum tepat 2 bulan dengan alasan pertama sedang mencari inspirasi dan alasan kedua karena memang saya sedang terserang Syndrom Malas belakangan ini, hehehe...
Malam hari yang harusnya sudah mengistirahatkan tubuh, tapi menyela waktu untuk menulis kembali, mengreview apa yang terjadi seharian ini, ya saya akan berbagi sesuatu hal. apa yaa... mariiii disimak :

Selasa pagi menjelang siang, matahari tidak tampak sinarnya hari ini, terlihat remang-remang diselimuti awan mendung. Suasana rumah yang ramai oleh manusia dengan kesibukan aktivitas masing-masing, ada yang sibuk dikantor, didapur, dikamar, ada yang lagi menonton televisi dan ada lagi yang lagi sibuk makeup, hehe dan itu saya.

Jari-jari tangan asik bermain-main dengan peralatan makeup, dari mulai foundation, bedak, eye-shadow, eye-leiner, blas-on, lipstik dll hahaha ssssttttststt saya mulai sadar penampilan loh sekarang. Sambil memoles wajah, saya  ditemani ibu dan tante, kami mengobrol sesuatu dan satu pesan yang saya cerna hari ini :

Wanita itu perlu pria yang....

Pertama, SeIMAN. Seiman mungkin gampang dicari tapi tidak sulit juga bagi orang jatuh cinta dengan seseorang yang berbeda keyakinan atau tidak seiman, dan era sekarang perkawinan beda keyakinan seperti hal yang sudah biasa. Memang cinta tidak memandang apapun karena rasa yang bicara bukan logika, dan menurutku tidak seiman lebih baik "jangan diawali", "jangan termulai". Salah satu motivator favoritku (Mario Teguh) juga bilang bahwa, "yang seIMAN saja masih banyak perbedaan apalagi yang tidak seIMAN pasti lebih banyak perbedaan".


Kedua, BerIMAN. Kata Bebebku Iman itu yakin, Iman itu percaya, Iman itu tentang kemantapan Hati, hehe... Beriman berarti berakhlak. Pria boleh memiliki modal pintar, kaya, tampan, tapi tidak beriman sama saja NOL. Akhlak yang baik dididik bukan saat pria itu mulai besar atau dewasa, tapi akhlak mereka terbentuk saat mulai dari kandungan dan tumbuh di keluarga yang baik pula akhlaknya. Jadi, untuk apa bangga dengan pria yang orangtuanya kaya, anak seorang pejabat tapi tidak berakhlak, karena jika untuk diri sendiri tidak iman bagaimana bisa untuk menjadi IMAM.


Ketiga, yang bisa menjadi IMAM. Pria dikodratkan sebagai pemimpin. In my opinion, He's leader of anywhere, anytime and to anyone. Imam yang bukan hanya untuk diri sendiri, imam yang bukan juga hanya untuk mengimani sholat, melainkan imam untuk hidupnya. Jika pria sudah seiman, beriman, insyALLAH akan menjadi IMAM bagi wanitanya. Amiin...


hehehe
Ada wanita ada pria, ada persamaan dan ada perbedaan, ada ketidakcocokan tapi juga ada kecocokkan itulah berpasangan. Manusia memilih apa yang baik baginya, tapi Tuhan yang menentukan apa yang terbaik baginya.


Semoga bermanfaat, selamat malam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar