Selasa, 09 Juli 2013

Petang Kemarin

Suatu petang menjelang maghrib seorang anak perempuan berkomunikasi lewat telfon dengan ibunya nun jauh disana. Obrolan pemecah kerinduan ketika jarak menghalangi mereka bersua, walau hanya sekedar bertanya "sedang apa bu, ?", sudah makan belum ?", ada kabar apa hari ini ?".. Sungguh lama sekali tidak mengobrol dengan beliau, rindu sangat dua hari saja tidak mendengar suara. Ketika menelfon yang disebrang sedang memasak untuk persiapan sahur nanti, haaahh... semakin rindu, rindu masakan ibu.

Sambil menggangu aktivitas memasak ibu, mulai bercengkrama dengan beliau, cerita demi cerita, obrolan demi obrolan menjadi topik petang ini. Hingga ibu bercerita tentang tetangga dan adik-adik sepupu (perempuan) yang telah menikah dan sudah hamil juga sekarang, menikah di usia muda yang tidak kurang dari 20 tahun. Hingga akhirnya anak perempuan itu bertanya "cepat sekali ya sudah pada menikah, tapi mungkin jodohnya sudah dikasih sekarang Buk, alhamdulillah." dalam hati anak perempuan itu (aku kapan ya buk ?).. Kemudian berlanjut lagi dengan obrolan, "gimana ya nanti kalau sudah menjadi menantu dan punya mertua ?" haaahhh... masih angan-angan. Si anak perempuan itu kemudian berkata "aku akan menikah jika ibu,ayah Ridho dengan pilihanku.." kemudian ibu berkata, "iya, carilah pasangan hidup yang punya masa depan, jangan malah bikin kamu susah, mungkin disaat kalian susah tidak akan sekuat ibu, dimana harus mengangkat batu gunung, batu bata berjuang untuk bangun rumah, disaat kalian masih kecil, saat ibu hamil berjuang untuk punya rumah sendiri." (tertawa bangga).. dalam batin "iya, benar kata ibu (apa aku akan sekuat beliau, setegar beliau berjuang hanya demiiii.... kami ?).

 Kebanggaan ku mempunyai orangtua seperti beliau, syukurku atas segala yang beliau berikan, bahagiaku mempunyai ibuku..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar