Kamis, 29 Mei 2014

ALAM dan RASA

Begitu banyak nikmat Tuhan yang diberikan kepada manusia. Nikmat yang luar biasa ketika kita diberi kehidupan yang bekesinambung dengan alam. Alam dengan ribuan hingga jutaan keindahan alami yang ia hadirkan untuk manusia.

Indonesia memiliki banyak keanekaragaman, dari keanekaragaman makhluk hidupnya, letak geografisnya, serta kekayaan alamnya. Indonesia begitu kaya.
Salah satu keindaan alam yang saya lihat  hari ini adalah pantai nan indah dan jauh dari peradaban manusia, jauh dari hiruk pikuk duniawi, jauh dari hinga bingar kehidupan modern. Saya menemukan banyak kesedehanaan disini. Di sebuah pantai di sebelah timur kota Yogyakarta yaitu Kab. Gunung Kidul yang dikenal dengan Pantai Njuwok dan Nggreweng. Jika dari kota Yogyakarta mengendarai sepeda motor menghabiskan waktu sekitar 2,5-3 jam untuk sampai ke pantai tersebut.


Pantai Njuwok (timurnya Pantai Wediombo). Sebelah kiri dilihat dari bibir pantai dan kanan dilihat dari atas bukit.




Pantai Nggreweng (Foto diambil : dari berbagai sisi)

Pantai Njuwok adalah pantai dengan banyak batuan karang seperti di Pantai Sundak. Pantai ini memiliki jluas sekitar 1 km. Ciri khas dari Pantai Njuwok di tengah laut nya terdapat batu tunggal dan besar berdiri sendiri dan kokoh. Sedangkan Pantai Nggreweng berdekatan dengan Pantai Njuwok tetapi kedua pantai tersebut dibatasi oleh bukit. Jadi, jika ingin melihat dan berwisata ke Pantai Nggreweng harus melewati jalan setapak selama kurang lebih 30 menit, karena jalan menuju pantai ini tidak bisa dialui kendaraan motor maupun mobil. Menurut saya, lumayan untuk berolahraga dengan berjalan seperti ini karena harus melewati batu-batuan, ladang serta bertemu dengan hewan ternak, hehehe... 


Beberapa rumah penduduk yang saya temui, ada beberapa kepala keluarga yang tinggal di sini, tinggal menyepi di balik bukit dan deburan ombak pantai. Sungguh sederhana !!!

 

Setelah lama diperjalanan, saya akhirnya sampai juga di Pantai yang jauh dari peradaban ini, Pantai yang diapit oleh 2 bukit besar, dengan luas bibir pantai hanya sekitar 300-500 meter ini, benar-benar sunyi seperti pantai milik sendiri, begitu tenang, pantainya pun bersih, pasir putih tidak kalah indah dengan pantai dari kampung halamanku Bangka Belitung, saya jadi rindu tanah daerah.

Haaaa..... saya puas menikmati hari ini. Ada dia juga yang mendampingi.



Rabu, 28 Mei 2014

Tidak Berangkat yaaaa Tidak Di bayar


Pekerjaan yang berkah adalah ketika anda menikmati pekerjaan tersebut, yang membuat hati senang dan nyaman, walaupun lelah bekerja tetapi tetap tersenyum. Pekerjaan harus dijalankan dengan ikhlas, apapun itu syukuri dan lebih baik lagi jika bekerja sesuai dengan passion anda.


Passion adalah minat dan kemampuan. Kenapa saya bilang “bekerja sesuai passion”?, karena banyak orang sekarang bekerja berdasarkan penghasilan (gaji) sehingga melupakan kenyamanan. Passion  setiap orang berbeda, ketika ia suka seni tetapi bekerja sebagai Akuntan, ketika ia seorang pendidik tetapi berkerja sebagai karyawan, ketika ia ingin bekerja tanpa dibatasi waktu tetapi ia bekerja kantoran dengan waktu kerja ditentukan 7 hingga 8 jam/hari dan banyak lagi contoh yang lain. Banyak orang salah memilih dalam menjalankan pekerjaan, karena ketika ditawari penghasilan tinggi ia memilih itu dari pada mengikuti passion yang ia miliki, namun di tengah perjalanan ia mulai merasa bosan, ada sesuatu yang salah di dirinya ???,hemm..

Saya adalah seorang pengajar BELUM pendidik, pengajar di beberapa lembaga. Pekerjaan ini adalah passion saya. Melakukan pekerjaan dengan senang hati, bertemu dengan anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan, dari berbagai macam karakter dan latar belakang, berbagi ilmu dan pengalaman, mengajar hingga malam hari dan menemukan value serta kepuasan tersendiri, lelah fisik dan pikiran tetap membuat saya tersenyum. Ketika saya tidak berangkat atau datang kekantor untuk mengajar atau tidak datang kerumah siswa maka saya tidak akan dibayar, berbeda dengan perkerjaan kantoran yang memiliki penghasilan tetap ketika ia tidak masuk kerja atau tidak ada pekerjaan di salah satu hari atau tanggal merah di setiap bulannya, ia tetap mendapatkan gaji yang tidak kurang dan tidak lebih.


Sedangkan profesi seperti saya, ketika jadwal mengajar yaa harus mengajar, ketika izin tidak masuk atau tidak bisa mengajar yaa tidak akan dibayar, ketika yang harusnya libur ditanggal merah tetapi murid membutuhkan kita yaa tetap mengajar dan tentu mendapat bayaran. Namun, sejauh ini ada atau tidak bayaram saya nyaman, karena bahagia saya ketika nyaman.Satu kata kenapa saya selalu tersenyum melakukannya karena saya selalu “Bersyukur”.


Bersyukur bukan hanya mengucapkan “Alhmdulillah ketika mendapatkan gaji”,tetapi bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan selama ini, nikmat kesehatan sehingga mengajar ke berbagai tempat dengan sehat, nikmat kemudahan dalam perjalanan, nikmat ilmu sehingga selalu bisa berbagi dengan murid-murid saya, nikmat rezeki yang tidak seberapa tetapi memberikan nikmat yang sungguh luar biasa.. Tuhan Maha Pemberi Rezeki.


Dan…Percayalah, ketika anda melakukan segala hal dengan ikhlas dan bersyukur, ada nikmat dan rejeki yang lebih baik setelah ini.Jadi, pekerjaan apapun itu mulia, namun untuk melakukannya dengan ikhlas tidak semua orang menjalaninya demikian.




Sabtu, 10 Mei 2014

Berbeda Itu Anugrah

Ada siang ada malam, ada hitam ada putih, ada laki-laki ada perempuan, ada  baik ada buruk, ada setuju
ada yang tidak setuju, ada kaya ada miskin, tidak ada yang sama bukan ? itu anugrah...

Berdampingan saling menyelaras satu sama lain, saling melengkapi dan menutupi kekurangan. Perbedaan yang tidak harus menjadi satu penghalang ketika tetap ingin sebagai penyelaras.



Saya mengenal dia, beberapa tahun yang lalu dengan segala kelebihan dan kekurangan, dan segala macam perbedaan yang kini membuat kita menyatu. Perbedaan nyata nan membuat indah.
Kita bukan yang sempurna, kita juga bukan yang terbaik. Tapi saling mendukung untuk menjadi lebih baik.

Saya mengenal dia, dengan segala perbedaan. Pola pikir, karakter, kesukaan, keinginan (impian), yang menjadikan kita selalu beradu argument dan berdebat ketika diskusi tentang apapun itu, hingga tidak ada satupun yang mau mengalah. Ini keegoisan yang menghantarkan adanya solusi walau kadangkala kita tidak menemukan solusi tentang yang diperdebatkan, hehe tapi bagi saya semua masih indah. Berbeda itu anugrah...

Saya mengenal dia, dengan segala perbedaan nyata. Budaya, keoptimisan, pergaulan, lingkungan, sudut pandang. Semua hal yang saya belum pernah menemukan hal itu. Siapa bilang berbeda tidak bisa menyatu ?. Berbeda itu anugrah...

Saya mengenal dia, masih dengan perbedaan. Dia yang selalu mengatakan "yang saya lihat bukan hanya perbedaan kita, tapi dari banyaknya persamaan, saya menutupi perbedaan itu". Berbeda itu sungguh anugrah...

Banyak pasangan yang tidak bersyukur. Masih banyak orang yang lupa bersyukur. Mencari kesamaan dari banyak perbedaan. Menutupi kesamaan ketika ada satu perbedaan. Dan itu selalu dicari agar selalu mendapatkan kesamaan, tetapi sadari juga tanpa ada perbedaan tidak ada kesamaan. Mengapa mencari yang sempurna dibalik kekurangan dan kelebihan ?

Kita lupa ketika.....
Ada pasangan yang berpuluh-puluh tahun hidup bersama. Dalam bahteranya sering sekali cek-cok, bertengkar hanya karena prinsip, argument dan emosi. Tetapi masih tetap saja bersama hingga kini,  karena masih adanya satu visi di dalam bahtera, perbedaan itu memang anugrah.

Ada pasangan yang hingga kakek-nenek tetap saling mendampingi. Mereka berbagi, mengindahkan pundak dalam suka duka, berkasih sayang tulus, kepedulian yang ikhlas, memberi kenyamanan yang aman. Karena mereka mengerti berbeda itu anugrah....


Selamat Bermalam Minggu...

Jumat, 09 Mei 2014

Mindset

MINDSET adalah pola pikir seseorang yang terbentuk karena karakter, kebiasaan, perilaku dan sikap. 
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh mindset, karena dalam melakukan sesuatu seseorang didorong dan digerakkan oleh mindset. Sehingga dalam pendidikan, pengalaman, prasangka dan pola kerja pun seseorang juga dipengaruhi oleh mindset.

Mindset setiap orang berbeda. Mindset terbentuk tidak hanya dari diri sendiri, melainkan lingkungan, bagaimana orangtua menanamkan pendidikan karakter, bagaimana kebiasaan dan perilaku kesehariaan orang tersebut, dengan siapa ia bergaul, bagaimana ia melihat sudut pandang baik dalam masalah maupun solusi.

Ketika berbicara mindset itu adalah sebuah idealis seseorang yang membentuk karakter "prinsip", ketika mindset berbeda tidak bisa disalahkan atau dibenarkan, karena seseorang memiliki keyakinan, tujuan, alasan masing-masing.

Ketika berbicara mindset, misalkan Pendidikan.
Ada yang mengganggap sekolah itu penting, yang dimaksud adalah sekolah formal. Sekolah formal dengan jenjang perguruan tinggi hingga bergelar tinggi. Mindset ketika ia berfikir "dengan sekolah saya harus lebih baik, masa depan saya ketika saya berilmu, dengan berpendidikan akan menaikkan derajat, saya akan bekerja ditempat yang baik". Tetapi berbeda dengan orang yang mengganggap sekolah itu tidak begitu penting, karena bagi mereka sekolah atau menimba ilmu tidak hanya di sekolah formal tetapi dimanapun dan kapan saja bisa belajar. Memang... pendidikan bukan tolak ukur untuk tidak sukses dan tidak menjadi lebih baik. Memang... berpendidikan dan berilmu itu beda.


Mindset Prasangka.
Prasangka berkenaan dengan Perasaan.
Malam ini saya berdiskusi dengan seseorang mengenai hidup dan impian. Dalam satu percakapan dia bertanya, mengapa ketika ada seseorang melakukan kesalahan (kejelekan), ada orang yang suka membicarakan kejelekannya itu, kemudian datang lagi orang yang satu dan membicarakan juga begitu seterusnya. Mengapa hal (jelek) itu senang untuk dibicarakan ?
Saya cuma menjawab " karena karakter orang berbeda dan budaya mereka juga berbeda. Ketika lingkungan mengambil alih karakter, itu akan menjadi kebiasaan dan akhirnya membicarakan orang lain itu hal yang biasa.


Mindset Pengalaman.
Pengalaman berkaitan dengan hidup. Siklus hidup itu bertahap, sudah memiliki metamorfosis dari lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa, lansia, meninggal.
Mindset orang umum, ketika sekolah itu yaa dari TK, SD, SMP, SMA, kuliah (Sarjana, Magister, Doktor, Profesor). Fase hidup juga demikian selesai sekolah, bekerja dan kemudian menikah. Karier juga begitu karyawan bawahan, kepala bagian, manager dan direktur. Layaknya sewaktu kecil ketika bangun tidur langsung mandi, makan dan aktivitas lainnya. Begitu terus... semua dikerjakan secara teratur.

Generasi dulu dengan generasi sekarang, mindset berbeda. Antara orangtua dan anak mindset berbeda. Orangtua hidup dizamannya, anak hidup dizaman modern yang semua terpengaruh globalisasi. Jangan salah ketika mereka berfikir tentang modernisasi. Orangtua sering memberikan rambu-rambu kepada anaknya agar tidak seperti pengalaman mereka dulu. Jangankan antar keluarga, kita dengan teman pasti berbeda mindset, kita dengan pasangan juga demikian.

Mindset Kerja atau Pola Kerja.
Kerja atau bekerja adalah melakukan sesuatu yang menghasilkan uang, berapapun penghasilan yang di dapat itu tetap dikatakan kerja. Pola kerja seseorang diadapatasikan dengan karakternya. Jika ia seorang yang ramah, santai, suka bersosialiasi. Ketika melakukan pekerjaan ia memilih yang sesuai dengan karakter tersebut. Jika ia seorang yang rajin, rapi, teratur dan disiplin maka ia akan melakukan pekerjaan yang mencerminkan kebiasaannya. Dan begitu pula sebaliknya.. Semua terproses dari karakter, kebiasaan, perilaku dan sikap.


Itu hanya sekelumit mindset yang ada di diri dan lingkungan kita. Namun, ketika ada seseorang yang berbeda (tidak sama dengan mindset orang umum) dibilang orang gila, tapi ketika seseorang menjadi berbeda dengan (orang umum) dibilang orang waras. Padahal, siapapun yang dianggap orang gila dan orang waras, kembali lagi bahwa setiap orang punya idealis dan prinsip masing-masing. Mereka punya keyakinan, alasan tersendiri atas jalan hidupnya.


Berbicara mindset tidak akan ada habisnya, setiap orang pasti akan mempertahankan idealisnya. Karena keyakinan itu akan ia anggap benar dan mereka punya alasan. Berbeda mindset tidak harus disamakan karena berbeda itu anugrah.



Minggu, 04 Mei 2014

Malam Larut

Malam sudah larut...,
Malam yang kesekian kalinya aku selalu merasa gundah.
Berbulan-bulan malam ku lalui dengan rasa gundah. 
Gundah dengan hati dan pikiran yang tidak seirama. 
Setiap malam sulit memejamkan mata.

Malam sudah larut...
Aku terpaku merenungi hubungan.
Merenungi semua yang telah terjadi.
Aku ingin perubahan.

Malam ini tak mampu menghangatkan jiwaku.
Pikiran ini tak mampu menenduhkan hatiku.
Tawa ini tak mampu menutupi sedihku.
Bahagiaku masih melayang, aku mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan yang tertutup rasa, dalamnya rasa yang tidak bisa diungkap.

Waktu berjalan, waktu tetap akan berjalan.
Aku semakin ingin perubahan, aku ingin banyak perubahan.
Perubahan diri dan hubungan.
Waktu tetap berjalan, waktu tak akan berhenti.
Aku semakin ingin kita lebih baik.
Lebih baik untuk Imam dan Makmum.
Waktu tetap berjalan, waktu tetap meninggalkan kami.
Tentang kami yang masih ingin bersama, namun kami yang masih tetap egois.
Rasa cinta yang begitu sakit..
Memilih untuk memperbaiki atau mengakhiri.

Dunia seakan berubah, berubah yang dulunya begitu harmonis, saling percaya, saling melengkapi, saling menghargai, ada kepedulian, ada keindahan rasa, nikmatnya suatu hubungan.
Dan hari ini dunia semakin berubah, cerita cinta begitu rumit ketika pikiran sudah tidak sejalan.

Malamku, semakin larut...
Mata semakin sulit untuk dipejamkan, pikiran tidak tenang, hatipun tidak tenang.
Perasaanku semakin ingin kejelasan, aku ingin kepastian, aku ingin ketegasan.


Malamku semakin larut...
Dunia kita akan berubah, ketika semua tetap sama.
Malamku akan semakin larut...
Ketika tetap dengan pendiriannya