Kamis, 06 Maret 2014

Ketika Sibuk Orang Lupa

Tiga hari yang lalu sungguh hari-hari yang melelahkan bagi saya, menjalani aktivitas yang tiada henti, berpindah dari satu tempat ketempat yang lain, bercengkrama dengan satu kelompok ke kelompok yang lain, melakukan aktivitas ini itu yang harus selesai di satu hari, dan bisa dikatakan semua tadi adalah segelintir rutinitas tanggung jawab dan kewajiban saya.

Memulai aktivitas dari pukul 11.00 siang atau setelah azan zuhur dan diakhiri maghrib bahkan hingga pukul 20.30 malam, sungguh sangat melelahkan. Saya menyadari tiga hari kemarin adalah hari sibuk saya.

Sibuk itu apa ya ? hehe
Sibuk itu ketika seseorang melakukan banyak aktivitas, hingga lupa prioritas utamanya, bahkan prioritas kecil saja mereka lupa misalnya makan, mandi. Karena sibuk saya mandi saat sudah sampai dirumah, makan siang terkadang tidak sempat, hingga harus ditampung jadi satu untuk makan malam. Dan tidak hanya itu, komunikasi saja jadi keteteran, yang tidak biasa-biasanya orangtua menelpon malam hari, di hari sibuk saya Ibu menelpon terus menanyakan "kok lama tidak telpon Ibu, lagi dimana dan pertanyaan-pertanyaan lainnya", dan menjawab sms yang masuk saja tidak langsung dijawab, dan bisa jadi juga lupa untuk menjawab sms dan baru ingat besok hari atau beberapa hari kemudian. Itu dampak sibuk saya.

Orang sibuk identik dengan orang yang susah mengatur waktunya, tidak bisa membedakan antara prioritas dan tidak prioritas, mengejar waktu (padahal waktu tidak dikejar juga akan tetap berlalu) dan orang sibuk itu biasanya terkena "Syndrom Lupa", "Syndrom Ceroboh", "Syndrom suka terburu-buru". hehehe


Ketika saya Sibuk saya Lupa....





Sabtu, 01 Maret 2014

Itu Pilihan

Tidak sedikit orang terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana, biasa saja, bukan orang kaya apalagi dari keluarga priyayi. Anak yang terlahir ditengah keluarga seperti ini biasanya lebih bisa bertanggung jawab dengan diri sendiri, berani bermimpi dan berusaha mengubah keadaan hari ini menjadi lebih baik di masa depan.

Seorang kakak beradik, Tantowi Yahya (seorang presenter dan anggota DPR) dan Helmi Yahya (seorang pengusaha) adalah salah satu contoh anak yang dibesarkan dari keluarga sederhana, pekerjaan orangtua mereka hanya sebagai pedagang kaki lima. Tetapi dengan semangat dan didikan keras dari sang ayah, mereka menjadi seorang anak yang beprestasi dan menjadi orang sukses di masa sekarang. Bermodalkan pendidikan, keyakinan, usaha dan tentu doa dari kedua orangtua.

Kisah lainnya adalah Muhammad Farhan, dia adalah seorang presenter dan penyiar radio yang dulu semasa kuliah dia menjadi supllier sayuran di sebuah Resto di Bandung untuk membayar kuliah dan menyelesaikan pendidikan. Dan sekarang dia bisa dikenal banyak orang, seorang presenter yang diperhitungkan.

Siapa mereka diatas, seseorang yang berpendidikan ? yaa Pendidikan ?

Menurut saya pendidikan sangat penting yang menjadi tolak ukur seseorang, baik itu pendidikan di keluarga (moral, akhlak), pendidikan formal (afektif, kognitif, psikomotorik), bahkan pendidikan nor-formal (skill).
Banyak orang yang masih menganggap pendidikan itu tidak penting, masih banyak yang beranggapan bahwa "Apa bedanya saya yang hanya lulusan SD,SMP,SMA/SMK bisa "SUKSES" dengan orang yang berpendidikan S1,S2,S3,Prof juga "SUKSES" jika memang bisa menyukseskan. Terus ??? Apa cukup sampai disitu ???

Pendidikan memang tidak membatasi kesuksesan seseorang, mereka sukses karena mereka berusaha untuk meraih sukses, bermanfaat bagi sesama. Banyak juga orang yang tidak mengeyam pendidikan formal tetapi sukses dan dikenal dunia, banyak juga orang sukses tanpa mengeyam pendidikan sama sekali tetapi sukses dalam usaha.
Ada orang yang orangtuanya mampu untuk membiayai pendidikan tetapi tidak mau sekolah, ada juga orang yang orangtuanya "maaf" tidak mampu tetapi punya semangat untuk bersekolah (ingin mengangkat derajat sosial keluarga, menjadi seorang yang pandai), dan ada juga orang yang selalu di support untuk sekolah tetapi karena berbeda pola pikir dan mempertimbangkan ini itu hingga menolak untuk melanjutkan pendidikan. Yah Itu pilihan...


Pendidikan itu memang tidak dirasakan hari ini (sekarang), melainkan disaat kita menyadari ilmu dan pengalaman yang kita peroleh dulu saat belajar bisa bermanfaat suatu hari nanti baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kita juga tidak hidup hari ini (sekarang) saja, besok akan menjadi orangtua (bapak, ibu) yang mempunyai anak, anak pastinya butuh sosok orangtua yang menjadi panutan dan motivator. Iya kan ?

Tidak pernah menyalahkan jika masih ada orang yang menganggap pendidikan itu tidak penting. Padahal pendidikan itulah yang menjadi penyerata mereka ketika di sosial, beda antara orang yang berpendidikan dan tidak berpendidikan.
Mario Teguh bilang "Biaya kerugian hidup karena tidak berpendidikan, lebih tinggi daripada yang tidak berpendidikan", artinya seseorang akan rugi lebih banyak daripada biaya pendidikan ketika dia tidak berpendidikan.

Jadi, berpendidikanlah sebaik mungkin dan sebermanfaat mungkin, lalu pantaskan diri saja....
Mejalani pendidikan tidak rugi dan orang yang berpendidikan juga tidak buruk.


Selamat Bermalam Minggu